
-
Rumah dengan ukuran lebih kecil atau sama dengan tipe 54 mengalami kenaikan harga jual tertinggi secara kuartalan di Kabupaten Bekasi (11%), Kota Jakarta Selatan (9%), Kota Jakarta Pusat (8%), dan Kota Bogor (8%).
-
Rumah dengan ukuran lebih kecil atau sama dengan tipe 54 mengalami penurunan harga jual terbesar di Kota Jakarta Utara (-16%), Kota Jakarta Barat (-13%), dan Kota Tangerang (-14%).
-
Rumah dengan tipe 55 - 120 umumnya mengalami penurunan harga jual secara kuartalan di wilayah Jabodetabek. Perubahan harga terbesar terjadi di Kota Jakarta Pusat (-10%), Kota Jakarta Utara (-9%), dan Kota Jakarta Selatan (-6%).
-
Di sisi lain, terjadi kenaikan harga jual rumah tipe 55 - 120 secara kuartal di luar wilayah Jabodetabek, yaitu di Kabupaten Badung (5%), Kota Surabaya (5%), dan Kabupaten Bandung Barat (3%).

-
Pasar properti residensial di berbagai kecamatan pilihan di Jakarta menunjukkan pola yang beragam berdasarkan tipe ukuran rumah. Untuk rumah berukuran lebih kecil atau sama dengan 54, kenaikan harga hanya terlihat di Jakarta Pusat: Cempaka Putih (2%) dan Johar Baru (4%), sementara sebagian besar kecamatan lainnya stabil secara kuartalan atau mengalami penurunan hingga -6%. Hal serupa terjadi pada rumah dengan tipe 55-120, di mana hanya Tanjung Priok, Jakarta Utara (5%) dan Cakung, Jakarta Timur (3%) yang mencatat pertumbuhan positif.
-
Sedangkan pada harga jual rumah tipe 121-200 di Jakarta, untuk kecamatan-kecamatan pilihan, cenderung stabil dibandingkan kelompok tipe rumah lainnya. Rumah tipe 121–200, yang umumnya menawarkan bangunan dua lantai, 3–4 kamar tidur, serta garasi atau carport yang dapat menampung hingga dua mobil, menjadi pilihan yang tepat untuk keluarga yang sedang bertambah besar.
-
Untuk tipe rumah paling luas, yang lebih besar atau sama dengan 201, penurunan harga hanya terjadi di beberapa kecamatan saja. Kawasan seperti Cilandak dan Kelapa Gading, dengan harga jual di atas 6 miliar rupiah, masih terus menunjukkan pertumbuhan positif.
-
Beberapa kecamatan sebagai berikut menawarkan harga jual untuk rumah tipe 121-200 yang lebih terjangkau daripada rumah tipe 55-120 di kecamatan sekitarnya yang sudah lebih dulu berkembang.
-
Di Jakarta Utara, harga rumah dengan tipe 121-200 di Cilincing (1,7 miliar rupiah) lebih terjangkau dibandingkan harga rumah tipe 55-120 di Kelapa Gading (1,975 miliar rupiah). Kecamatan Cilincing yang berdekatan dengan Kelapa Gading dan juga memiliki fasilitas umum yang sama, menjadikan Cilincing sebagai salah satu alternatif bagi keluarga yang menginginkan rumah yang lebih luas namun tetap dekat dengan fasilitas publik.
-
Sementara itu, Jakarta Selatan dengan pusat bisnis komersial, fasilitas pendidikan, dan layanan kesehatan yang memadai, menawarkan harga rumah dengan tipe 121-200 di Jagakarsa (2,25 miliar rupiah) lebih terjangkau dibandingkan harga rumah tipe 55-120 di Cilandak (2,3 miliar rupiah). Kombinasi antara harga yang lebih terjangkau, luas bangunan memadai, dan lokasi strategis membuat Jagakarsa menjadi alternatif yang cocok bagi keluarga yang bertambah besar.
-

-
Harga jual rumah untuk tipe 121-200 di Jabodebek tidak mengalami pergeseran dibandingkan kuartal sebelumnya, dengan kisaran harga 1,4-1,7 miliar rupiah – setara dengan kisaran harga rumah tipe 55-120 di beberapa kecamatan pilihan Jakarta.
-
Bekasi Raya menonjol sebagai pilihan bagi yang mencari rumah terjangkau, dengan harga mencapai 17% lebih rendah dibandingkan Depok. Tidak hanya itu, Bekasi juga menawarkan peluang investasi yang menarik, didukung oleh lonjakan harga sewa rumah tipe >= 201 di Kota Bekasi mencapai 15% secara kuartalan.
-
Kota Bogor juga mengalami kenaikan harga sewa rumah sebesar 9% untuk tipe 121-200 dan 12% untuk tipe >= 201, menjadi alternatif selain Kota Bekasi bagi investor properti.
-
-
Harga jual rumah di Tangerang Raya masih stabil meskipun pertumbuhan harga melambat, bergerak antara -2% hingga 5% secara kuartalan, lebih rendah dibandingkan kenaikan di dua kuartal sebelumnya. Namun, rumah dengan tipe 55-120 di Tangerang Selatan masih bertumbuh 5%. Kenaikan ini didorong oleh ekspansi besar-besaran pengembang ternama yang terus membangun kawasan residensial dan komersial baru, memperkuat daya tarik wilayah ini sebagai lokasi hunian sekaligus investasi. Hal ini menjadikannya pilihan ideal bagi mereka yang mengutamakan kenyamanan bagi keluarga dengan anak. Sementara bagi investor, tren kenaikan harga yang stabil sejak tahun lalu memperkuat posisi Tangerang sebagai aset properti dengan potensi apresiasi jangka panjang.
-
Kab. Sleman mengalami penurunan harga menyeluruh untuk semua tipe rumah, dengan koreksi terbesar sebesar -7% pada rumah tipe lebih besar atau sama dengan 201. Sleman, sebagai salah satu pusat pendidikan di Yogyakarta dan Jawa Tengah, serta potensi permintaan sewa yang akan terus ada, dapat menjadi alternatif investasi di tengah kestabilan harga sewa di sana.
-
Di Jawa Timur, harga jual rumah dengan tipe >= 201 di Sidoarjo (1,8 miliar rupiah) menawarkan harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan harga rumah tipe 121–200 di Kota Surabaya (2 miliar rupiah). Lokasinya yang langsung berbatasan dengan Surabaya menjadikan Sidoarjo pilihan ideal bagi keluarga besar yang ingin tetap dekat pusat kota namun dengan harga lebih terjangkau.
-
Berlanjut ke Bali dan Nusa Tenggara Barat, secara garis besar harga terus bertumbuh di tipe rumah tertentu:
-
Harga jual rumah untuk semua tipe di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung tercatat naik 2% hingga 5% secara kuartalan untuk tipe <=54, 55-120, dan 121-200.
-
Sementara itu, di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat, peningkatan harga jual rumah tertinggi terjadi pada rumah tipe lebih besar atau sama dengan 201, tumbuh sebesar 10%.
-
-
Sedangkan di beberapa kota pilihan di Sumatera, harga jual rumah dengan tipe 55-120 tidak mengalami pergeseran dibandingkan kuartal sebelumnya. Namun, untuk tipe >= 201, harga jual rumah di Pekanbaru naik 17% dan di Padang naik 4%.
-
Sebaliknya di Sulawesi, harga jual rumah di Manado dan Makassar hampir turun di semua tipe rumah.

-
Rumah dengan tipe lebih kecil atau sama dengan 54 mengalami penurunan harga jual rumah secara kuartalan yang signifikan di Tanjung Priok, disebabkan adanya listing-listing baru dengan harga yang lebih terjangkau di Kelurahan Warakas, Tanjung Priok. Sebaliknya, kecamatan-kecamatan di Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan mengalami kenaikan harga jual, khususnya di Johar Baru, Senen, Cilandak, dan Jagakarsa.
-
Rumah dengan tipe 55-120 mengalami penurunan harga jual rumah secara kuartalan paling signifikan di Kemayoran, Jakarta Pusat (-7%) dan Tanjung Priok, Jakarta Utara (-8%).
-
Rumah dengan tipe 121 atau lebih besar cenderung mengalami kestabilan harga jual rumah secara kuartalan, dengan kenaikan marginal hanya terjadi pada rumah tipe 121-200 di Cengkareng (3%) dan Kramat Jati (5%), serta rumah tipe 201 ke atas di Duren Sawit (4%).
-
Harga jual rumah di kecamatan-kecamatan di Jakarta Timur tetap stabil secara kuartalan, baik untuk tipe lebih kecil dari 54 hingga yang lebih besar dari 201.
-
Khusus rumah dengan tipe lebih kecil atau sama dengan 54, harga jual rumah di kecamatan Cilincing dan Kramat Jati memiliki harga yang lebih terjangkau dibandingkan kecamatan di sekitarnya yakni Rumah di Cilincing memiliki harga 40% di bawah harga rumah di kecamatan lain di Jakarta Utara. Rumah di Kramat Jati memiliki harga 30% di bawah harga rumah di kecamatan lain di Jakarta Timur.

-
Lebih lanjut lagi, pada wilayah sekitar Jakarta, rumah dengan ukuran lebih kecil atau sama dengan tipe 54 mengalami kenaikan marginal harga jual rumah secara kuartalan hanya terjadi di Kota Bogor (6%) dan Kota Tangerang Selatan (3%). Sedangkan di Kota Depok dan Tangerang, harga jual rumah pada tipe ini menurun hingga -5%. Hal ini mengisyaratkan adanya perlambatan kenaikan harga properti, yang tentu menjadi hal positif bagi konsumen yang sedang mencari rumah.
-
Di wilayah Bodetabek, harga jual rumah di Bekasi (Kota & Kabupaten) serta Kabupaten Tangerang tetap stabil secara kuartalan.
-
Rumah dengan tipe 55-120 serta 121-200 di wilayah Bodetabek mengalami kestabilan harga jual secara kuartalan, dengan kenaikan marginal terjadi di Kabupaten Bogor (3%-4%).
-
Di Kabupaten Bandung Barat, rumah dengan ukuran 55 atau lebih besar mengalami kenaikan harga jual, dengan tipe 121-200 mengalami kenaikan 10% secara kuartalan. Hal ini membuat rumah di Bandung Barat sebagai pilihan yang cocok bagi investor yang mencari properti dengan nilai investasi karena dekat dengan moda transportasi kereta cepat.
-
Hal yang sama juga berlaku pada rumah di Denpasar dan Kabupaten Badung, Bali, dengan kenaikan harga jual terjadi pada rumah dengan tipe 121 atau yang lebih besar, menjadikan opsi berikutnya bagi investor untuk berinvestasi di sektor properti.
-
Khusus rumah di Depok dengan tipe lebih kecil atau sama dengan 54, Pancoran Mas dan Sawangan menawarkan harga jual rumah yang lebih terjangkau dibandingkan kecamatan di sekitarnya. Hal yang sama berlaku di Cileungsi (Bogor), Ciledug (Tangerang), Pondok Aren (Tangerang Selatan), serta Setu dan Tambun Utara (Bekasi).
-
Berlanjut ke Pulau Sumatera dan Sulawesi, harga jual rumah di Batam dan Makassar menunjukkan kestabilan harga secara kuartalan untuk semua tipe rumah.
-
Untuk kota lainnya di Pulau Sumatera, harga jual rumah mengalami kenaikan terutama pada rumah dengan tipe 121 atau lebih besar, dengan kenaikan paling signifikan dipimpin oleh Pekanbaru (naik 22%-24% secara kuartalan). Hal ini menunjukkan adanya tren permintaan properti di Sumatera yang berimplikasi pada naiknya harga jual.

-
Pasar untuk rumah tipe <= 54 menunjukkan adanya divergensi yang jelas antara wilayah.
-
Di Jakarta Utara dan Barat, rumah tipe kecil mengalami kenaikan harga kuartalan di rentang 2% hingga 5%, dipimpin oleh Kelapa Gading yang melesat +5%. Kenaikan ini masih berkaitan dengan akses tol strategis kedua wilayah ini menuju daerah Tangerang serta masih dekat dengan pusat kota Jakarta.
-
Di sisi lain, wilayah Jakarta Pusat, Timur, dan Selatan justru mengalami koreksi, dengan koreksi harga antara -1% hingga -4%. Penurunan paling tajam terlihat di Cilandak (-4%), menandakan persaingan ketat dari properti di kawasan penyangga yang menawarkan alternatif lebih terjangkau.
-
-
Bagi keluarga dengan 1-2 anak yang mencari hunian di dalam kota dengan harga rasional, Jakarta Timur kini menyajikan peluang menarik. Rumah tipe 55-120 dan 121-200, khususnya di area seperti Ciracas dan Kramat Jati, mengalami sedikit koreksi harga sekitar -2% hingga -3%. Penyesuaian ini kemungkinan besar didorong oleh meningkatnya pasokan dan persaingan, yang pada akhirnya menguntungkan pembeli dengan memberikan lebih banyak pilihan properti dengan harga yang lebih kompetitif.
-
Berbeda dengan Jakarta Timur, pasar rumah tipe 55-120 dan 121-200 di Jakarta Selatan menunjukkan stabilitas harga yang solid, menandakan keseimbangan antara pasokan dan permintaan di kawasan yang matang ini. Sementara itu, di wilayah Jakarta Utara, Barat, dan Pusat, pergerakan harganya juga cenderung fluktuatif, bergerak dalam rentang wajar antara -3% hingga +3%.
-
Segmen rumah mewah dengan tipe >= 201 membuktikan dirinya sebagai yang paling resilien atau tahan banting terhadap dinamika pasar. Meskipun beberapa area seperti Kelapa Gading (-1%), Cempaka Putih (-1%), dan Cilandak (-2%) mencatatkan sedikit penurunan, pergerakan ini sangat marjinal. Stabilitas di segmen ini menunjukkan bahwa pemilik aset di kelas ini memiliki fundamental finansial yang kuat dan tidak terburu-buru untuk menjual, menjadikan segmen ini benteng nilai yang kokoh di tengah fluktuasi pasar.

-
Pertumbuhan di wilayah sekitar Jakarta pada kuartal ini terkonsentrasi di sisi barat, yakni Tangerang Raya. Di sisi lain, wilayah timur (Bekasi Raya) dan selatan (Depok dan Bogor Raya) cenderung stabil.
-
Kenaikan harga paling signifikan terjadi pada rumah tipe <= 54 di Kabupaten Tangerang (+5%). Setelah adanya pengembangan signifikan dari pengembang ternama yang menyasar segmen rumah menengah maupun mewah, rumah tipe kecil menyusul pertumbuhan untuk melengkapi setiap segmen permintaan di sana.
-
Sedangkan untuk tipe menengah maupun yang di atas 201, harga hanya bergerak wajar di kisaran 0% hingga 2%.
-
-
Pasar properti Bandung Raya secara umum menunjukkan stabilitas di hampir semua tipe rumah. Ini mengindikasikan pasar berada dalam fase wait-and-see, kemungkinan telah menyerap sentimen awal "Efek Whoosh" dan kini menunggu katalisator ekonomi berikutnya.
-
Kemudian di Jawa Tengah, harga jual rumah juga cenderung stabil dan sedikit bertumbuh terutama pada rumah tipe 55-120 di Semarang (+3%). Ini menunjukkan adanya ketahanan pasar di Jawa Tengah dan belum ada katalisator baru yang mendorong kenaikan harga yang lebih tinggi.
-
Berlanjut ke Jawa Timur, terlihat adanya penurunan harga pada rumah tipe 55-120 di Surabaya (-3%) dan pada rumah tipe <= 54 di Kota Malang (-3%). Tren ini mengarah pada adanya listing yang berlebih pada segmen rumah kecil di kedua kota tersebut, sehingga menyebabkan penyesuaian harga yang lebih kompetitif.
-
Sektor pariwisata di Bali dan Lombok masih menjadi bahan bakar utama terhadap pertumbuhan harga jual rumah di kedua wilayah ini, khususnya di Lombok Barat, yang naik 3% hingga 4% untuk rumah tipe <= 54 serta 55-120 dan 121-200. Lombok semakin menguatkan posisinya sebagai lokasi favorit bagi investor yang mencari properti dengan nilai investasi jangka panjang.
-
Sedangkan di Sumatera, setelah sempat mengalami pertumbuhan di segmen rumah tipe >= 201, di kuartal ini mengalami sedikit koreksi, berkisar antara -1% hingga -3%. Namun secara keseluruhan, rumah di tipe yang lebih kecil masih mampu tetap stabil dan bertumbuh di beberapa kota seperti Pekanbaru.
-
Seiring dengan kelanjutan pembangunan di IKN, Kota Balikpapan mencatatkan kenaikan +3% pada rumah tipe <= 54 dan stabil untuk tipe rumah yang lebih besar. Namun, pada Samarinda, terjadi volatilitas harga di segmen rumah menengah untuk tipe 55-120 (+7%) dan tipe 121-200 (-7%), mengindikasikan bahwa segmen pembeli kelas atas cenderung menahan pembelian properti mewah.
-
Sedangkan di Manado, terjadi koreksi pada rumah tipe 121-200 (-2%) dan tipe >= 201 (-6%). Di satu sisi, rencana pembangunan baru oleh pengembang properti di Manado dapat menjadi manuver pada pemulihan pasar rumah mewah di masa depan.

-
Pada kuartal 3 2024 untuk wilayah Jakarta, harga jual rumah di kecamatan-kecamatan ini menunjukkan kestabilan hingga penurunan harga di hampir semua tipe rumah.
-
Harga jual rumah di Cengkareng, Jakarta Barat menurun hingga -8% pada rumah dengan tipe lebih kecil atau sama dengan 54.
-
Di Jagakarsa, Jakarta Selatan, persaingan dalam segmen rumah minimalis dengan akses motor berkontribusi pada penurunan harga rumah dengan tipe lebih kecil atau sama dengan 54, sehingga harga jual rumah turun hingga 50 juta rupiah (-8%) dibandingkan dengan kuartal lalu.
-
Harga jual rumah tipe 121-200 di Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara menurun hingga -13% karena rumah-rumah di Kelurahan Marunda dan sekitarnya semakin memiliki harga jual yang lebih terjangkau daripada kelurahan lainnya di Cilincing.
-
-
Jika kita amati berdasarkan tipe bangunan rumah, pada kuartal 3 2024 untuk wilayah Jakarta,
-
Rumah dengan tipe lebih kecil atau sama dengan 120 di Tanjung Priok melanjutkan tren penurunannya sejak kuartal 2 2024, di mana harga jual rumah turun hingga -13% pada kuartal lalu dan turun hingga -4% pada kuartal ini khususnya rumah tipe lebih kecil atau sama dengan 54. Hal ini dikarenakan semakin bertumbuhnya suplai rumah tipe 21 dengan harga jual kurang dari 350 juta rupiah.
-
Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara menunjukkan penurunan signifikan (-13%) pada median harga jual rumah tipe 121-200 seperti yang telah disampaikan pada poin sebelumnya.
-
Rumah tipe lebih besar atau sama dengan 201 mengalami penurunan signifikan mencapai -9% di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Penurunan ini didorong oleh persaingan harga di segmen rumah mewah di Kelurahan Kebagusan, di mana beberapa rumah mewah dengan harga di bawah 9 miliar semakin marak tersedia di pasar.
-
-
Penurunan harga jual rumah di tipe lebih kecil atau sama dengan 54 di hampir semua kecamatan pilihan di Jakarta, membuka peluang menarik bagi pencari rumah pertama. Selain itu, adanya rencana kebijakan penghapusan pajak pembelian rumah oleh presiden terpilih, Prabowo Subianto, bisa menjadi momen yang tepat bagi pencari rumah pertama untuk mendapatkan rumah dengan harga lebih terjangkau ketika kebijakan ini diterapkan

-
Harga jual rumah di wilayah sekitar Jakarta mengalami peningkatan mulai dari rumah tipe lebih kecil atau sama dengan 54, sampai dengan rumah tipe lebih besar dari 201. Kenaikan harga jual rumah paling signifikan terjadi pada rumah tipe lebih besar dari 201 di Kab. Bekasi (8%) dan rumah tipe 121-200 di Kab. Bogor (7%). Seiring dengan hadirnya tol Cimanggis-Cibitung yang diresmikan pada Juli 2024, membuat tol JORR 2 tersambung penuh sepanjang 111 km sehingga mempercepat mobilitas, dengan menghubungkan Cimanggis, Kota Depok melintasi Kab. Bogor, Kota dan Kab. Bekasi berimplikasi pada naiknya nilai investasi rumah di wilayah tersebut.
-
Di Kota dan Kabupaten Bandung, terdapat lonjakan harga jual rumah hingga 10% untuk tipe lebih kecil atau sama dengan 54. Dalam kurun waktu 1 tahun sejak beroperasinya kereta cepat pada Oktober 2023, kenaikan harga yang konsisten di Kabupaten Bandung Barat mencerminkan dampak jangka panjang infrastruktur transportasi terhadap pasar properti di wilayah yang dilalui. Meskipun begitu, penurunan terjadi di tipe lebih besar dari 54 di Kota Bandung, terutama di tipe 121-200 (-5%) karena adanya penurunan yang terkonsentrasi di beberapa kecamatan bagian timur Bandung, seperti Rancasari, Cibeunying Kaler, dan Cibeunying Kidul.
-
Di Jawa Tengah dan Jawa Timur, kecuali Kota Malang, harga jual rumah di masing-masing kota cenderung naik di salah satu tipe rumah, dengan kenaikan paling signifikan terjadi pada rumah tipe 121-200 di Semarang (8%) dan pada rumah tipe lebih kecil atau sama dengan 200 di Sidoarjo dan Surabaya (hingga 5%). Peresmian Flyover Djuanda yang mempercepat konektivitas dan mobilitas antara Surabaya dan Sidoarjo diduga kuat berimplikasi pada pertumbuhan ekonomi di Sidoarjo sehingga menstimulasi permintaan dan kenaikan harga properti di Sidoarjo. Selain itu, Instruksi Presiden (Inpres) mengenai perbaikan jalan daerah di Jawa Timur juga turut memberikan dampak besar pada perkembangan infrastruktur di kawasan ini. Salah satu program perbaikan mencakup 11 ruas jalan, yang salah satunya melalui Sidoarjo, semakin meningkatkan aksesibilitas antar wilayah.
-
Harga jual rumah di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, Bali masih melanjutkan tren kenaikan sejak kuartal 2 2024, dimana harga jual rumah tipe 121-200 naik hingga 5% pada kuartal lalu dan kembali naik hingga 2% pada kuartal ini.
-
Beralih ke Pulau Sumatera dan Sulawesi, terjadi peningkatan harga jual rumah di semua kota pilihan kecuali Palembang, dipimpin oleh Kabupaten Deli Serdang yang mengalami kenaikan harga jual 7-12% pada rumah tipe 55-200. Harga jual rumah di Kota Palembang mengalami penurunan pada semua tipe rumah kecuali tipe rumah 121-200.
-
Di Pulau Kalimantan, terlihat mulai ada peningkatan harga jual rumah pada tipe 55-120 di Kota Balikpapan hingga 7%. Sedangkan, di Pontianak, harga jual rumah relatif stabil di semua tipe rumah.

-
Harga jual rumah di Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Jakarta Pusat pada kuartal 4 2024 cenderung stabil hingga menurun untuk rumah dengan tipe lebih kecil atau sama dengan 120. Peningkatan inventori yang lebih pesat dibandingkan dengan permintaan menyebabkan harga rumah relatif turun di wilayah ini. Meskipun demikian, kondisi ini membuka peluang bagi calon pemilik properti yang ingin mencari rumah di Jakarta dengan harga yang lebih kompetitif.
-
Di Jakarta Utara, khususnya di Tanjung Priok, harga jual rumah dengan tipe lebih kecil atau sama dengan 120 mengalami penurunan hingga -10%.
-
Sementara itu, di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, mencatat penurunan harga jual rumah hingga -12% pada tipe rumah yang sama.
-
-
Sedangkan di Jakarta Selatan, harga jual rumah cenderung stabil dengan kenaikan hingga 9% di Jagakarsa untuk rumah dengan tipe lebih kecil atau sama dengan 54. Adanya peningkatan permintaan terhadap rumah residensial di Jagakarsa berimplikasi pada naiknya harga rumah yang tersedia.
-
Lalu, pada tipe rumah yang lebih besar atau sama dengan 201, harga rumah tetap stabil dengan penurunan hanya terjadi di Cengkareng, Jakarta Barat (-5%) dan Jagakarsa, Jakarta Selatan (-4%).
-
Kecamatan-kecamatan di Jakarta Timur menjadi wilayah dengan harga jual rumah paling stabil di Jakarta, mencerminkan ketahanan pasar properti di wilayah ini.

-
Harga jual rumah di Kabupaten Tangerang dan Kota Tangerang Selatan mengalami kenaikan di hampir semua tipe rumah, khususnya, rumah dengan tipe lebih kecil atau sama dengan 54, yang mencatat peningkatan sebesar 8% di Kota Tangerang Selatan. Peningkatan ini berkaitan dengan ditetapkannya BSD sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pada Oktober 2024. Status ini mampu menarik investasi besar-besaran dan mendorong pembangunan infrastruktur yang lebih baik di wilayah tersebut. Peningkatan aktivitas ekonomi akan meningkatkan daya tarik kawasan ini bagi para pencari properti dan akhirnya mendorong kenaikan harga jual rumah.
-
Kota Tangerang juga menunjukkan tren kenaikan harga jual rumah yang signifikan, terutama pada tipe rumah yang lebih kecil atau sama dengan 54, yang meningkat pesat hingga 19%. Kenaikan ini sebagian besar disebabkan oleh pembangunan Jalan Tol Kataraja (Kamal-Teluknaga-Rajeg-Balaraja) seksi 1 yang masih berlangsung dan diharapkan beroperasi pada tahun 2025.
-
Untuk area lain sekitar Jakarta, harga jual rumah pada semua tipe di Bogor, Depok, dan Bekasi Raya tetap stabil secara kuartalan.
-
Kota Cimahi, yang berbatasan dengan Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat, memimpin pertumbuhan harga jual rumah di Bandung Raya, khususnya di tipe lebih kecil atau sama dengan 54, dengan pertumbuhan 10%. Lokasi yang dekat dengan kota serta Stasiun Kereta Cepat Padalarang membuat lokasi ini bisa menjadi opsi bagi yang sedang mencari rumah di sekitar Bandung.
-
Harga jual rumah di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman juga menunjukkan pertumbuhan yang positif di hampir semua tipe rumah. Peningkatan ini masih terkait erat dengan pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo yang terus melanjutkan progresnya. Akses transportasi yang lebih baik membuat harga rumah di wilayah sekitar Yogyakarta semakin meningkat.
-
Selanjutnya di Jawa Timur, harga jual rumah di Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo menunjukkan kestabilan harga pada hampir semua tipe rumah. Namun, di Kota Malang, harga jual rumah khususnya rumah dengan tipe lebih kecil atau sama dengan 54 melanjutkan penurunan harga jual rumah sejak kuartal 3 2024, dimana harga jual rumah turun -10% pada kuartal ini dikarenakan semakin banyaknya rumah subsidi yang tersedia di pasar.
-
Di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, harga jual rumah cenderung naik di hampir semua tipe rumah, kecuali rumah tipe lebih kecil atau sama dengan 54 di Kota Denpasar yang menurun hingga -6%.
-
Sementara itu, di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat, peningkatan harga jual rumah paling signifikan terjadi pada rumah dengan tipe 55-120 di Kota Mataram (9%).
-
Beranjak ke Pulau Sumatera, kenaikan harga jual rumah pada hampir semua tipe rumah terjadi di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara.
-
Di Pulau Kalimantan dan Sulawesi, harga jual rumah dengan tipe lebih kecil atau sama dengan 120 cenderung stabil. Sedangkan, penurunan harga jual rumah paling signifikan hingga -7% terjadi pada rumah dengan tipe 121-200 di Kota Balikpapan.

-
Harga sewa tahunan rumah dengan ukuran lebih kecil atau sama dengan tipe 54 mengalami kenaikan secara kuartalan di Jakarta Selatan (15%), Kabupaten Badung (12%), Kota Bandung (7%), dan Kabupaten Bandung Barat (7%).
-
Rumah dengan ukuran lebih kecil atau sama dengan tipe 54 mengalami penurunan harga sewa tahunan secara kuartalan di Kota Bogor, Kota Jakarta Utara, dan Kota Jakarta Pusat. Perubahan harga sewa tahunan tersebut masing-masing sebesar -32%, -24%, dan -22%.
-
Kota Jakarta Timur menjadi kota dengan kenaikan harga sewa tahunan tertinggi di wilayah Jabodetabek secara kuartalan untuk rumah dengan tipe 55 - 120, dengan kenaikan sebesar 20%. Selain itu, kenaikan harga juga terjadi di Kabupaten Bandung Barat sebesar 16%.
-
Kota-kota penyangga di sekitar DKI Jakarta umumnya mengalami penurunan harga sewa tahunan secara kuartalan. Penurunan tertinggi terjadi di wilayah Jabodetabek terjadi di Kota Tangerang, Kota Bogor, dan Kabupaten Bekasi, masing-masing dengan perubahan harga sebesar -18%, -14%, dan -10%.

-
Pasar sewa rumah di Jabodetabek juga menunjukkan dinamika berbeda di setiap tipe rumah. Untuk rumah dengan tipe <= 54, meskipun mayoritas masih stabil, terjadi sedikit penurunan harga sewa di Jakarta Utara, Jakarta Timur, serta Tangerang, sebesar -2% hingga -4%.
-
Pada rumah dengan tipe >= 201, harga sewa rumah di Jabodetabek umumnya stabil, namun dua kota mencatat kenaikan signifikan: Bekasi dan Bogor masing-masing naik 15% dan 12%, secara kuartalan. Sejalan dengan tren yang telah disebutkan pada analisis Property Home Sell Index, kenaikan harga sewa ini menjadi katalis bagi orang yang mengincar rumah untuk disewakan kembali ataupun pemilik properti untuk menaikkan harga sewa.
-
Lalu, pada rumah dengan tipe ukuran menengah, Jakarta Timur menonjol dengan pertumbuhan harga sewa 10% untuk tipe 55-120 dan 7% untuk tipe 121-200. Serupa dengan Bekasi, harga jual rumah di wilayah ini merupakan salah satu yang masih stabil, dapat menjadi alternatif selain Bekasi apabila membutuhkan akses lebih dekat ke Jakarta. Sementara itu, Kota Bogor juga menunjukkan tren positif dengan kenaikan 9% pada tipe 121-200.
-
Di Bandung Raya, khususnya di Kabupaten Bandung dan Bandung Barat, terjadi penurunan harga sewa pada tipe <= 54 dan tipe >= 201 lebih dari -7% secara kuartalan, mengindikasikan adanya stagnasi pasar setelah periode kenaikan di kuartal-kuartal sebelumnya. Bagi penyewa, ini bisa menjadi peluang untuk mendapatkan harga lebih kompetitif, sementara pemilik properti mungkin perlu mengevaluasi strategi harga atau diferensiasi properti untuk tetap menarik minat pasar.
-
Sementara itu, Semarang mencatat penurunan harga sewa di semua tipe rumah, setelah sempat naik di kuartal sebelumnya. Sebaliknya, Surabaya, Malang, dan Sidoarjo menunjukkan stabilitas harga sewa di kuartal ini.
-
Berlanjut ke Bali, Denpasar terus mengalami kenaikan harga sewa di semua tipe (5% hingga 8%), melanjutkan momentum sejak 2024. Kenaikan ini didorong oleh faktor seperti tingginya permintaan dari pariwisata, ekspatriat, maupun migrasi domestik. Bagi investor, Denpasar tetap menjadi lokasi menarik untuk properti sewa, terutama jika tren pariwisata dan pembangunan infrastruktur terus mendukung.

-
Harga sewa tahunan rumah dengan ukuran lebih kecil atau sama dengan tipe 54 di DKI Jakarta mengalami penurunan secara kuartalan di Jakarta Utara (-35%), Jakarta Pusat (-16%), dan Jakarta Barat (-11%). Sedangkan harga sewa tahunan mampu tetap stabil di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.
-
Sebaliknya di Kota Depok, Bogor, dan Bekasi mengalami kenaikan harga sewa tahunan rumah secara kuartalan untuk tipe lebih kecil atau sama dengan tipe 54. Sedangkan harga sewa tahunan di Kabupaten Bogor dan Tangerang Selatan cenderung stabil di semua tipe rumah.
-
Selaras dengan kenaikan harga jual rumah, rumah dengan tipe 55 hingga 200 di Denpasar dan Badung mengalami kenaikan harga sewa tahunan tertinggi secara kuartalan. Serupa dengan Denpasar dan Badung, harga sewa tahunan di Bandung Barat mengalami kenaikan di setiap tipe rumah.

-
Pasar sewa di Jakarta pada kuartal 2 tahun 2025 menunjukkan dinamika di masing-masing tipe rumah.
-
Rumah dengan tipe <= 54 di Jakarta Utara mengalami sedikit koreksi di -3% secara kuartalan. Penurunan ini masih melanjutkan penurunan di kuartal sebelumnya, karena adanya pelemahan permintaan sewa rumah tipe kecil di sana.
-
Rumah dengan tipe 55-120 dan 121-200 stabil di seluruh wilayah Jakarta secara kuartalan.
-
Untuk rumah dengan tipe >= 201, penurunan hanya terjadi di Jakarta Barat (-4%), dimana rumah dengan tipe yang sama sempat naik 4% di kuartal 1 tahun 2025.
-
-
Di wilayah Bodetabek, Depok menjadi satu-satunya kota dengan penurunan harga sewa di semua tipe rumah. Ini berkaitan dengan surplus listing yang bertemu dengan masa liburan pendidikan. Sedangkan di Kota Tangerang, rumah dengan tipe >= 201 bertumbuh 9% secara kuartalan, mencerminkan tingginya permintaan residensial di Tangerang Raya.
-
Pasar sewa di Bandung Raya cenderung stabil dan berada dalam fase wait-and-see. Koreksi pada rumah tipe <= 54 di Bandung Barat (-4%) melanjutkan penurunan sejak kuartal 1 tahun 2025.
-
Di Jawa Tengah, Kab. Sleman masih mampu menjaga kestabilan harga sewa, meskipun di musim libur semester, dengan koreksi minim hanya terjadi di rumah dengan tipe >= 201.
-
Berlanjut ke Jawa Timur, Kota Malang mengalami lonjakan harga sewa untuk rumah dengan tipe >= 54, sebesar 12% secara kuartalan. Di sisi lain, kenaikan kuat di Kabupaten Sidoarjo (+8%) pada rumah tipe >= 201. Ini menunjukkan adanya divergensi permintaan di Malang dan Sidoarjo.

-
Kenaikan harga sewa rumah tahunan untuk tipe lebih kecil atau sama dengan 54 di Jakarta terjadi di Jakarta Pusat (52%) dan Jakarta Timur (8%). Meskipun terlihat adanya pertumbuhan harga sewa signifikan di Jakarta Pusat, jika ditelusuri sejak kuartal 1 2024, harga sewa tahunan berkisar antara 20 juta hingga 30 juta rupiah per tahun. Sebaliknya,harga sewa rumah tahunan di Jakarta Selatan tetap stabil semenjak kuartal 2 2024.
-
Pada rumah dengan tipe lebih besar dari 54 di Jakarta, harga sewa rumah tahunan cenderung stabil hingga menurun, dengan penurunan paling signifikan terjadi di Jakarta Pusat, yaitu hingga -18%.
-
Di wilayah sekitar Jakarta, selain Kota Depok dan Kota Bogor, rumah dengan tipe lebih kecil atau sama dengan 200 mengalami peningkatan harga sewa tahunan. Peningkatan paling signifikan terjadi di Kota Tangerang Selatan (20%), didorong oleh tren pencarian rumah sewa yang bertumbuh di Bintaro, Tangerang Selatan, berkorelasi dengan meningkatnya harga sewa rumah tahunan di kawasan tersebut. Sebaliknya, di Kota Bogor, penurunan harga sewa tahunan paling signifikan terjadi pada rumah dengan tipe 121-200 (-17%) dan tipe lebih kecil atau sama dengan 54 (-6%). Lebih lanjut lagi, harga sewa di Kota Depok masih tetap stabil di kuartal 3 2024.
-
Di Kota dan Kabupaten Bandung serta Bandung Barat, harga sewa tahunan untuk rumah tipe lebih kecil atau sama dengan 54 cenderung turun dengan penurunan paling signifikan terjadi di Kabupaten Bandung Barat (-11%). Namun secara garis besar, untuk tipe yang lebih besar dari 54 mengalami kenaikan harga sewa tahunan.
-
Di Jawa Tengah dan Jawa Timur, harga sewa tahunan untuk rumah dengan tipe lebih kecil atau sama dengan 54 mengalami kenaikan, dipimpin oleh Kota Surabaya dengan kenaikan hingga 8%. Namun, rumah dengan tipe lebih besar dari 54 mengalami fluktuasi harga dengan kecenderungan harga sewa tahunan menurun dan penurunan paling signifikan terjadi pada tipe lebih besar dari 201 di Kota Semarang (-20%). Penurunan ini disebabkan oleh dinamika harga di Kecamatan Banyumanik, yang mencatat penurunan harga sewa tahunan paling signifikan dibandingkan kecamatan lainnya.
-
Hal serupa terjadi di Kota Denpasar, harga sewa tahunan untuk rumah dengan tipe lebih kecil atau sama dengan 54 mengalami peningkatan 4%. Akan tetapi, rumah dengan tipe lebih besar dari 54 mengalami penurunan, khususnya harga sewa tahunan untuk rumah tipe 55-120 yang turun hingga -9%.

-
Harga sewa rumah tahunan di wilayah Jakarta cenderung stabil hingga menurun khususnya pada rumah dengan tipe lebih kecil atau sama dengan 200.
-
Harga sewa rumah dengan tipe 121-200 di Jakarta Timur kembali turun hingga -7% pada kuartal ini setelah menurun -6% pada kuartal lalu.
-
Penurunan paling signifikan hingga -9% terjadi pada rumah dengan tipe yang sama di Jakarta Utara, dimana harga sewa rumah tahunannya menurun sebesar 10 juta.
-
-
Permintaan rumah sewa di Bodetabek secara kuartalan lebih pesat dibandingkan di Jakarta, sehingga harga sewa rumah tahunan di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi relatif naik khususnya pada rumah dengan tipe lebih kecil atau sama dengan 120. Ini memberikan kesempatan bagi pemilik properti untuk memaksimalkan pendapatan dengan harga sewa yang lebih tinggi. Di sisi lain, pencari rumah sewa dapat mempertimbangkan sewa jangka panjang untuk peluang bernegosiasi di harga yang lebih murah.
-
Pada kuartal 4 2024, harga sewa rumah di Jawa Barat, seperti di Bogor, Depok, Bekasi, dan Bandung Raya cenderung naik untuk rumah dengan tipe lebih kecil atau sama dengan 120 disaat tren harga jual rumah relatif stabil.
-
Harga sewa rumah tahunan untuk rumah dengan tipe 55-120 di Kota Semarang, Kabupaten Sidoarjo, dan Kota Malang mengalami penurunan, dengan penurunan paling signifikan sebesar 3 juta per tahun di Kota Semarang.
-
Sementara itu, harga sewa rumah tahunan cenderung stabil di Kota Surabaya dan Kota Denpasar.
SHARE TO